Profil







             KRI Pulau Rengat dibuat di Galangan GNM Belanda  tanggal 19 Desember 1985 dan diluncurkan tanggal 27 Agustus 1987.     Penyerahan kepada Pemerintah Republik Indonesia  tanggal 18 Maret 1987, masuk TNI AL tanggal 26 Maret 1988 dengan Nomor Skep : 137/III/1987  tanggal 18 Maret 1987 dan sampai saat ini berada di Satuan Kapal Penyapu Ranjau ( Satran ) Armatim.
Pulau Rengat adalah nama sebuah pulau kecil yang terletak di Selat Malaka, kurang lebih 5 mil di barat kota Tanjung Balai Karimun.   Secara geografis terletak pada koordinat kurang lebih 00.55.18 LU dan 103.27.40 BT. Pulau Rengat letaknya sangat dekat disebelah Utara katulistiwa, beriklim tropis yang banyak dipengaruhi angin muson yang bertiup dua kali setahun dengan arah yang tetap. Pada bulan Maret s/d September angin muson bertiup dari arah barat daya yang kering dan tidak banyak membawa hujan, sedangkan pada bulan September s/d Maret angin muson bertiup dari arah timur laut yang banyak membawa hujan. Walaupun Pulau Rengat dipengaruhi oleh dua angin muson, tetapi di pulau tersebut selalu mendapat hujan karena merupakan salah satu daerah yang terletak sekitar 50 LU dan 50 LS yang selalu mendapat hujan tropis.  
Dari masa ke masa selat Malaka mempunyai peranan penting sebagai jalur pelayaran niaga di Asia Tenggara, mulai dari masa kejayaan kerajaan maritim Sriwijaya disekitar abad ke-8, dengan kota Palembang sebagai pusat perniagaan ekspor-impor untuk keperluan kepulauan Indonesia. Diabad ke 17 dibawah Sultan Iskandar Muda, kerajaan maritim Aceh mengalami masa kejayaannya, dan pada awal abad ke-19 Raffles mendirikan Bandar bebas Singapura yang dengan cepat berkembang menjadi Bandar bebas yang ramai. Kemajuan Singapura menambah arti penting selat Malaka sebagai jalur pelayaran niaga.
Pada masa Perang Kemerdekaan (1945-1950) selat Malaka tidak kalah pentingnya dari masa-masa sebelumnya. Pada periode tersebut untuk memperoleh perlengkapan persenjataan, obat-obatan dan barang-barang lain yang sangat dibutuhkan oleh anggota Angkatan Perang RI, kesatuan ALRI menerobos blokade Belanda di selat Malaka.  Nama-nama besar seperti John Lie dan Kusno sebagai pemimpin aksi penerobosan blokade Belanda sangat dikenal waktu itu dan banyak jasanya bagi perjuangan bangsa Indonesia. Mengingat pentingnya pulau Rengat, maka Kapal Perang jenis Buru Ranjau (mine hunter / sweeper) yang mampu mencari, memburu dan menghancurkan berbagai jenis ranjau, antara lain ranjau kontak, akustik dan magnetic dinamakan KRI Pulau Rengat.